Senin, 05 Mei 2014

Rumus Perhitungan Trafo by Danidza EP


PERHITUNGAN TRAFO

Umumnya trafo transformator digunakan sebagai power supply atau sumber tegangan untuk alat-alat listrik dan elektronik rumah tangga dan juga kantor.
Jenis trafo step down, paling banyak digunakan, berfungsi untuk menurunkan tegangan AC (bolak-balik). Trafo jenis ini memiliki kumparan (lilitan) primer lebih banyak daripada kumparan sekunder. Dengan trafo step-down ini, tegangan input PLN 220V-240V diturunkan menjadi 6V, 9V,12V, 15V, atau sesuai kebutuhan, setelah itu disearahkan menjadi tegangan DC.

http://media2.id.88db.com/DB88UploadFiles/2009/09/29/FA446732-5671-4F37-B6FD-1801916C6284.JPG

Pengukuran dan pengecekan trafo
Berikut cara sederhana untuk mengetahui kondisi sebuah trafo dengan memakaimultimeter pada selektor Ohm Meter. Prinsipnya transformator yang masih bagus dapat dilihat dari hasil beberapa pengetesan berikut:
1. Kumparan primer trafo tidak boleh terhubung dengan dengan kumparan sekunder trafo
2. Setiap titik (terminal) pada ujung kumparan primer harus terhubung atau memiliki resistansi kecil, terminal-terminal tersebut ditandai dengan tulisan tegangan input seperti 0, 110V, 120V, 220V, dan 240V
3. Setiap terminal pada ujung kumparan sekunder harus terhubung atau memiliki resistansi kecil, terminal-terminal tersebut ditandai dengan tulisan tegangan output seperti 0, CT, 6V, 9V,12V, 15V, 18V, dan 24V
Perhitungan Trafo
Trafo yang tersusun dari kumparan primer, kumparan sekunder, dan inti besi bekerja berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday dimana arus listrik berubah menjadi medan magnet dan sebaliknya medan magnet berubah menjadi arus listrik. Apabila salah satu kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik (AC) maka medan magnet akan berubah dan menimbulkan induksi pada kumparan sisi yang lain. Perubahan medan magnet tersebut akan mengakibatkan perbedaan potensial (tegangan).
Berikut adalah beberapa rumus dasar untuk menentukan jumlah kumparan primer dan kumparan sekunder agar menghasilkan tegangan output rendah dengan arus besar.
Np / Ns = Vp / Vs = Is / Ip
Keterangan :
Np = Jumlah kumparan primer
Ns = Jumlah kumparan sekunder
Vp = Tegangan input primer (Volt)
Vs = Tegangan output sekunder (Volt)
Ip = Arus input primer (Ampere)
Is = Arus output sekunder (Ampere)
Dari rumus di atas, arus berbanding terbalik dengan kumparan dan tegangan.
Pp = Ps
Vp x Ip = Vs x Is
Pp = Daya Primer (Watt)
Ps = Daya Sekunder (Watt)
Vp = Tegangan Primer (Volt)
Vs = Tegangan Sekunder (Volt)
Ip = Arus Sekunder (Ampere)
Is = Arus Sekunder (Ampere)
Contoh 1
Jika sebuah trafo memiliki kumparan primer (Np) 2200, tegangan input (Vp) 220V, dan tegangan output sekunder (Vs) yang diinginkan adalah 10V, maka jumlah kumparan sekunder adalah......
Np / Ns = Vp / Vs
2200 / Ns = 220 / 10
Ns = 2200 / (220 /10 )
Ns = 2200 / 22
Ns = 100
Jadi untuk menghasilkan tegangan output (Vs) sekunder 10V, kumparan sekunder (Ns) harus 100 lilitan
Contoh 2
Jika sebuah trafo memiliki kumparan primer (Np) 2000 dan kumparan sekunder (Ns) 500, berapakah arus primer dan arus sekunder jika digunakan untuk menyalakan sebuah pemanas 25 Volt 50 Watt.
Pp = Ps
Vp x Ip = Vs x Is
Is = Ps / Vs
Is = 50 / 25
Is = 2
Jadi arus sekunder (Is) trafo tersebut adalah 1 Ampere
Np / Ns = Is / Ip
Np / Ns = (Ps / Vs) / Ip
2000 / 500 = (50 / 25) / Ip
4 = 2 / Ip
Ip = 2 / 4
Ip = 0.5
atau
Np / Ns = Is / Ip
2000 / 500 = 2 / Ip
4 = 2 / Ip
Ip = 2 /4
Ip = 0.5
Jadi Arus Primer (Ip) adalah 0.5 Ampere
Catatan:
Tegangan primer dan tegangan sekunder trafo adalah tegangan bolah-balik (AC).

Pengkodean Biner by Danidza EP


PENGKODEAN BINER

5.1.       Kode BCD (Binary coded decimal)
Pada kegiatan belajar sebelumnya kita hanya melakukan  konversi  dari bilangan desimal ke bilangan biner murni (pengkodean biner langsung).  Untuk beberapa aplikasi sistem digital, misalnya  pada sistem mikroprosesor, setiap digit bilangan desimal perlu diubah menjadi bilangan ekivalen biner 4 bit. Oleh karena itu  suatu bilangan desimal 2 digit akan berubah menjadi dua kelompok empat digit bilangan biner, sehingga keseluruhannya menjadi 8 bit, yang tidak bergantung pada nilai bilangan desimalnya sendiri. Hasil pengkodean ini disebut sebagai binary-coded decimal (BCD). Penyandian ini sering dikenal sebagai sandi 8421BCD. Selain penyandian 8421BCD, juga dikenal sejumlah pengkodean yang lain yaitu, kode  Excess-3 , kode Gray dan kode-kode Alfanumerik.
           Seperti yang terlihat pada tabel. 5.1., karena bilangan desimal hanya mempunyai 10 simbul  kode 0 sampai 9 maka kode BCD tidak menggunakan bilangan-bilangan 1010, 1011, 1100, 1101, 1110, dan 1111.

Tabel 5.1. Ekivalen  bilangan Desimal  menjadi kode BCD


Digit Desimal
Kode BCD
0
0000
1
0001
2
0010
3
0011
4
0100
5
0101
6
0110
7
0111
8
1000
9
1001
13
0001    0011
45
0100    0101
260
0010    0110    0000

         
Sebagai contoh, bilangan desimal 13710 akan diubah menjadi bilangan dengan pengkodean langsung (straight binary coding) dan diubah dengan pengkodean BCD. sebagai berikut:
                           
                            
Tabel 5.2. menunjukan ekivalen  dari bilangan Desimal  menjadi kode Excess-3.

Tabel 5.2. Ekivalen  bilangan Desimal  menjadi kode Excess-3

Digit Desimal
Kode Excess-3
0
0011
1
0100
2
0101
3
0110
4
0111
5
1000
6
1001
7
1010
8
1011
9

<<<< di kurang dulu dengan 3
1100
27
0101    1010
38
0110    1011
459
0111    1000    1100


       
       
Tabel 5.3. menunjukan ekivalen  dari bilangan Desimal  ke biner dan kode Gray

Tabel 5.3. Ekivalen  bilangan Desimal  ke biner dan  kode Gray

Digit Desimal
Kode Biner
Kode Gray
0
0000
0000
1
0001
0001
2
0010
0011
3
0011
0010
4
0100
0110
5
0101
0111
6
0110
0101
7
0111
0100
8
1000
1100
9
1001
1101
10
1010
1111
11
1011
1110
12
1100
1010
13
1101
1011
14
1110
1001
15
1111
1000


Mengubah dari kode biner ke kode Gray dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Bit pertama dari kode Gray sama dengan bit pertama bilangan biner.
2.    Bit kedua kode Gray sama dengan Exclusive OR, bit pertama dan bit kedua bilangan biner.
3.    Bit ketiga  kode Gray sama dengan Exclusive OR, bit kedua dan bit ketiga bilangan biner, dan seterusnya.